Jumat, 22 November 2024

Program PATEN yang Digagas KIB Harus Lebih Membumi untuk Memenangkan Pemilu 2024

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar (tengah), Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa (kiri) dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (kanan) berjabat tangan usai memberikan keterangan pers di gedung KPU, Jakarta, Rabu (10/8/2022). Foto: Antara

Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), meluncurkan Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasional (PATEN), Minggu (14/8/2022), di Surabaya, Jawa Timur.

Suko Widodo Pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga (Unair) mengapresiasi visi-misi yang disiapkan untuk menghadapi Pemilu 2024.

Di sisi lain, dia menilai KIB seharusnya memperhatikan kondisi masyarakat akar rumput.

“Gagasan itu memang bagus. Saya lihat yang diundang para akademisi, rektor, pengusaha. Tapi, yang memilih kan masyarakat akar rumput yang pemikirannya tidak sampai pada globalisasi, inflasi. Mereka tidak mengerti,” ujarnya, Kamis (18/7/2022).

Kelemahan partai politik (parpol) secara umum, lanjut Suko Widodo, adalah kemampuan membumikan gagasan supaya lebih menyentuh masyarakat bawah.

Gagasan itu bisa berkontribusi terhadap upaya pemenangan Pemilu kalau mampu diserap dengan baik oleh masyarakat.

“Kelemahan politik di Indonesia adalah membumikan gagasan. Gagasan itu baru bisa menang ketika dibumikan. Bagaimana gagasan itu bekerja di grass root,” imbuhnya.

Menurutnya, Program PATEN yang bagus isi dan tujuannya belum diturunkan menjadi program yang bisa dipahami dengan mudah oleh masyarakat.

“KIB masih di awang-awang, hanya menjadi wacana para pemikir. Tapi, bagi pelaku dan masyarakat luas sepertinya belum terbumikan dengan bagus. Menurut saya bagaimana gagasan itu dibumikan dengan bagus dengan bahasa sederhana dan sebagainya,” ungkapnya.

Kemudian, dia menekankan pentingnya penterjemahan dan penyampaian gagasan besar dengan cara yang mampu meyakinkan konstituen. Karena, masyarakat tengah dilanda krisis kepercayaan terhadap partai politik.

“Yang penting bagi parpol, bagaimana gagasan itu bisa meyakinkan masyarakat banyak. Sekarang repotnya, masyarakat sedang krisis kepercayaan. Sehingga, tidak cukup mudah untuk meyakinkan masyarakat,” tambahnya.

Maka dari itu, Suko Widodo menyarankan parpol mengubah gaya politik lama menjadi gaya politik baru untuk bisa meyakinkan massa.

Apalagi, pemilih pada Pemilu 2024 diperkirakan akan didominasi kelompok milenial yang akrab dengan dunia maya. Mereka terbiasa mencari segala informasi melalui internet, termasuk rekam jejak suatu partai.

“Jadi, ada apatisme anak muda, ada ketidakpercayaan. Padahal, pemilihnya sebagian besar golongan Z dan Y, golongan milenial. Mereka butuh bukti dan mereka bisa mencari bukti-bukti. Makanya, larpol menurut saya harus mengubah orientasi kampanyenya, strategi komunikasi politiknya. Harus berubah dari cara-cara lama. Mestinya harus dicarikan bahasa yang tepat, simpel, dan yang menyampaikan juga mendapat kepercayaan masyarakat,” paparnya.

Sebelumnya, KIB menyampaikan visi untuk membawa Indonesia dari negara berpenghasilan menengah atas menjadi negara yang maju berpendapatan tinggi pada tahun 2035.

“Pada penyampaian visi dan misi ini, sengaja kita meluncurkan program ke depan, yaitu Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasional (PATEN),” kata Airlangga Hartarto Ketua Umum DPP Partai Golkar, di Surabaya.

Lewat Program PATEN, KIB berupaya mengakselerasi transformasi ekonomi nasional untuk mencapai kesejahteraan menyambut bonus demografi pada tahun 2025-2035.

“Nanti tahun 2025-2035, bonus demografi Indonesia mencapai 191 juta penduduk. Makanya, harus diatur ekonomi agar mencapai kesejahteraan dari sekarang pendapatan per kapita 4 ribu Dollar AS per tahun, jadi 12 ribu Dollar AS per tahun,” jelasnya.

Sementara itu, Hendri Satrio pengamat politik menilai Program PATEN seharusnya bisa mulai diterapkan dari sekarang.

“Sekarang, saat semua Ketua Umum jadi Menteri, bisa tidak melaksanakan program PATEN? Jawab saja itu dulu sekarang, ngapain nunggu sampai 2024,” katanya.

Sekarang, tiga orang ketua umum parpol Koalisi Indonesia Bersatu menjabat sebagai menteri, yaitu Airlangga Hartarto sebagai Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan.

Dibandingkan yang lain, lanjutnya, KIB merupakan koalisi baku yang solid. Mereka mendaftar bersama sebagai partai peserta pemilu ke KPU, tengah membuat visi dan misi, dan mengeluarkan konsep Program PATEN.

Dia menyebut, ada satu hal penting yang belum dilakukan KIB yaitu memilih calon presiden dan calon wakil presiden.

“Bagus kalau KIB sudah punya dan visi. Tapi, untuk kesiapan strategi kan mesti dibuktikan dengan yang pertama, capres dan cawapres harus ada dulu, itu baru dibilang siap,” ujar pendiri KedaiKOPI.

Hendri melihat, sosok Airlangga dan Partai Golkar begitu dominan dalam KIB.

“Saya dari awal menyangka Golkar yang akan menyetir KIB. Tapi, mau nggak PPP dan PAN nya disetir. Menurut saya komunikasi politiknya harus bisa dijalankan, kalau Golkar mau menyetir ada bagusnya. Malah bagus kalau capresnya itu Airlangga,” tandasnya.(rid/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs